Dunia ini adalah dunia layar dan
jaringan. melalui layar dan jaringan-jaringan komunikasi siappun dengan mudah
mengakses beragam pernak-pernik kehidupan yang dalam literatur psikologis dapat
membuncahkan rasa id dalam diri manusia. Akhir-akhir ini, upaya pemecah belah
persatuan dan kesatuan uamat islam dilakukan dengan beragam cara. mulai dari
upaya devide et impera para pemimpin muslim di dunia, upaya pengendalian
kekuasaan melalui eksploitasi SDA, peminjaman uatang luar negeri sebagai
kendali terhadap negara Islam berkembang, sampai dengan visualisasi karakter
dan sikap kaum muslim dan nabinya melalui film ataupun karikatur.
Tercatat beberapa kali umat Islam didzalimi oleh kaum kafir yang menginginkan muslim berpecah belah. sebutlah misalnya, upaya penistaan terhadap Islam dan nabinya melalui karikatur Muhammad SAW yang dilakukan oleh Nashrani berkebangsaan Denmark, kemudian film Fitna yang menistakan umat islam, dan terakhir film Innocence of Muslim yang memvisualisasikan Nabi Muhammad dan orang Islam sebagai kaum yang menyenangi peperangan, pembunuhan dan pelecehan terhadap perempuan.
Sebagai umat Islam yang taat akan
ajaran-Nya, sudah seharusnyalah kita membela harkat dan derejat umat Islam kala
di hina. dalam ajaran Islam, membela diri menjadi nilai mutlak yang harus
dilakukan. apalagi hal ini berkaitan dengan penghinaan mereka (kafir) terhadap
nabi Muhammad SAW. sebagai umat yang baik, dan mencintai Nabi-Nya, kita harus
menjadi garda terdepan dalam mempertahankan islam.
maka dari itu, PD HIMA PERSIS KOTA
BANDUNG mengutuk :
1. Bunuh dan adili pembuat film dan aktor film INNOCENCE OF MUSLIM yang menghina nabi dan kaum muslim.
2. Menyerukan kerukunan antar umat beragama dan antar umat seagama untuk tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dan mencoba memecah belah persatuan.
3. Menyerukan penguatan nilai-nilai keislaman dan mempererat persaudaraan Islam.
4. Menyerukan untuk menyolidkan barisan dalam menerpa kedazaliman para kafir yang membenci Islam dan ajarannya.
5. Menghimbau kepada masyarakat dunia untuk senantiasa menghargai martabat kita sebagai umat manusia yang beragama.
Ridwan Rustandi
0 komentar:
Posting Komentar